Penuhi Panggilan Bareskrim Polri, Rocky Gerung Dicokok 40 Pertanyaan
Jakarta - Memenuhi panggilan Bareskrim Polri, Pengamat politik Rocky Gerung rampung menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meski begitu dirinya mengaku dicokok sebanyak 40 pertanyaan tim penyelidik di Bareskrim Polri. "40 (pertanyaan). Ya seputar kasus itu (dugaan ujaran kebencian)," ujar Rocky Gerung kepada wartawan, Rabu, 6 September.
Walaupun puluhan pertanyaan sudah dijawabnya, Rocky menyebut masih akan ada pemeriksaan lanjutan terhadapnya.
Rencananya, ia bakal kembali memberikan keterangan terkait kasus itu pada Rabu, 13 September.
"Rabu depan dilanjut karena 40 kurang cukup kayanya," sebutnya.
"Sedikit (pertanyaan) tapi bakal mendalam," sambung Rocky.
Perihal pemeriksaan lanjutan, Rocky tegas menyatakan bakal memenuhinya. Sebab, ia harus menjelaskan semua tentang pernyataannya yang sempat menyebabkan kegaduhan di masyarakat.
"Hadir, karena ya mesti jawab jadi saya mesti hadir," kata Rocky.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan proses klarifikasi terhadap Rocky Gerung merupakan tindak lanjut dari puluhan laporan polisi (LP) yang telah diterima dari seluruh polda jajaran.
Puluhan laporan itu diputuskan ditarik penangannya ke Bareskrim Polri.
Rinciannya, Bareskrim Polri menerima dua laporan, Polda Metro Jaya tiga laporan, Polda Kalimantan Timur 11 laporan, Polda Kalimantan Tengah tiga laporan, dan Polda Sumatera Utara dua laporan.
Kemudian, dari puluhan laporan itu, tim penyelidik masing-masing polda sudah melakukan berita acara interview (BAI) kepada para saksi. Setidaknya, ada 85 saksi dan ahli yang telah dimintai keterangan.
"Telah diBAI sebanyak 72 saksi dan 13 ahli," kata Djuhandhani.
Pelaporan terhadap Rocky Gerung berawal dari konten podcast yang ditayangkan di YouTube Refly harun. Pernyataan Rocky Gerung dalam acara tersebut dianggap berisi unsur penghinaan terhadap Jokowi dan tidak etis.
Beberapa ucapan atau pernyataan Rocky Gerung yang dianggap berunsur ujaran kebencian yakni.
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tetapi Jokowi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya. Dia menawarkan IKN, mondar-mandir ke koalisi, untuk mencari kejelasan nasibnya," ucap Rocky dalam video tersebut.
"Dia mikirin nasibnya bukan nasib kita, itu b*j*ng*n yang t*l*l, sekaligus b*j*ng*n pengecut. Kalau dia b*j*ng*n pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Ajaib, b*j*ng*n tapi pengecut," lanjut Rocky mengkritik Jokowi. (***)